Buku yang saya bedah (atau lebih tepatnya saya tulis ulang dalam bahasa Indonesia) kali ini berjudul Pragmatics yang ditulis oleh Jean Atilwel Peccei, 1999. Bagi saya, dan mungkin juga mereka yang sudah berkeluarga dan mempunyai anak, pasti pernah punya pengalaman ketika kita mencoba berkomunikasi dengan anak-anak kita. Pengalaman itu ada yang lucu ada pula yang sampai membuat kita kesal. Permasalahan muncul ketika anak kita sepertinya sudah mengerti dan bisa merespon perkataan kita, tetapi gagal memahami maksud perkataan kita. Berikut penjelasan yang mudah-mudahan bisa mencerahkan kita sebagai orang tua sehingga kita bisa lebih bertoleransi dengan keterbatasa anak-anak kita. Antara Semantics dan Pragmatics Mari kita mulai dengan contoh kasus di bawah ini: A little boy comes in the front of the door. Mother : Wipe your feet, please. The boy removes his muddy shoes and shocks and carefully wipes his clean feet on the doormat. A father is trying to get his 3-year-old daug...
It’s the little things that make a life together Cauliflower love By Erma Bombeck We looked a little ridiculous – two 47-year-old adults sitting alone at a card table in the back yard with party hats strapped under our chins. It wasn’t the way I had imagined our 25 th wedding anniversary gala. I had fantasized a large white tent decorated with flowers and housing a six-piece orchestra. Several hundred guests would be milling around. My husband and I would exchange diamond-studded matching tennis bracelets. He would romantically feed me out-of-season blueberries, and the orchestra would play our favorite song, “Our love is here to stay,” while we swayed together on the dance floor. Later, we would throw streamers from the deck of a cruise ship and swill champagne while our misty-eyed children waved from the pier. The reality was, our kids had thrown a couple of hamburgers and a few hot dogs on the barbecue grill, gobbled them and left, leaving us to c...
Usianya tergolong abege, alias anak baru gede. Banyak perubahan “gaya hidup” dan “cara berkomunikasi” yang membuat saya dan suami geleng-geleng kepala. Gaya abege tapi masih polosnya lah yang kerap membuat kami tertawa. Enjoy Terlalu mainstream Suatu sore setelah mandi, saya memperhatikan baju yang dipakai Kiki. Tidak biasanya dia memakai setelan yang nggak matching alias nggak nyambung, atasan coklat bawahan orange. Padahal kedua baju itu ada pasangannya masing-masing. “Kenapa, bu. Kok liatinnya gitu banget?” sambil menyisir rambut rupanya Kiki melihat ekspresi muka saya. “Kaos coklat itu kan ada bawahannya, Ki. Kok malah pake yang orange, sih?” ujarku sambil membuka lemari baju, mengambil pasangan kaos coklat itu. “Udah…udah, nggak apa-apa. Yang penting kan pake baju. Orang mau main ini” “Iya…tapikan nggak nyambung, Ki, nggak matching gitu” setengah memaksa saya mencoba membujuk Kiki supaya mengganti celananya. “Ngapain sih pake nyambung-nyambung. Kalo serba matc...