In between : Semantics and Pragmatics



Buku yang saya bedah (atau lebih tepatnya saya tulis ulang dalam bahasa Indonesia) kali ini berjudul Pragmatics yang ditulis oleh Jean Atilwel Peccei, 1999.

Bagi saya, dan mungkin juga mereka yang sudah berkeluarga dan mempunyai anak, pasti pernah punya pengalaman ketika kita mencoba berkomunikasi dengan anak-anak kita. Pengalaman itu ada yang lucu ada pula yang sampai membuat kita kesal. Permasalahan muncul ketika anak kita sepertinya sudah mengerti dan bisa merespon perkataan kita, tetapi gagal memahami maksud perkataan kita.
Berikut penjelasan yang mudah-mudahan bisa mencerahkan kita sebagai orang tua sehingga kita bisa lebih bertoleransi dengan keterbatasa anak-anak kita.

Antara Semantics dan Pragmatics

Mari kita mulai dengan contoh kasus di bawah ini:

A little boy comes in the front of the door.
Mother : Wipe your feet, please.
The boy removes his muddy shoes and shocks and carefully wipes his clean feet on the doormat.

A father is trying to get his 3-year-old daughter to stop lifting up her dress to display her new underwear to the assembled guests.
Father: We don’t DO that.
Daughter: I KNOW, Daddy. You don’t WEAR dresses.


(Saya lupa sudah berapa kali membaca buku ini. Dan seperti biasa, kedua contoh kasus di atas selalu membuat saya tersenyum sambil membayangkan keluguan kedua anak kecil tersebut ketika mereka merespon pernyataan dari orang tua.)

So, what do those children still need to learn about using the language?

Sepertinya tidak ada yang salah dengan pengetahuan kosa kata dan grammar dari kedua anak tersebut. Ketika ibu si anak laki-laki memintanya untuk menyeka kakinya (Wipe your feet, please), anak laki-laki itu dengan patuh membuka sepatunya yang berlumpur dan menyeka kakinya yang bersih di keset. Sedangkan respon dari anak perempuan di contoh kasus kedua menjelaskan mengapa ayahnya tidak (bisa) ikut memamerkan pakaian dalamnya (dengan Grammar yang sempurna dan logika yang akurat dan impeccable). Permasalahannya adalah anak-anak tersebut kelihatannya sangat memahami makna kata-kata (the word meaning) yang diucapkan orangtuanya, tetapi mereka gagal memahami apa yang dimaksud orangtuanya (the parent meaning) dengan kata-kata tersebut. Bagi kita, tentulah bukan perkara sulit memahami maksud yang sebenarnya dari pernyataan kedua orang tua di atas. Tidak demikian dengan anak-anak. Pemahaman mereka belum menyentuh ke ranah maksud si pembicara atau pragmatics, mereka masih memahami perkataan orang tua (dan orang-orang di sekitarnya) dengan memersepsi kata-kata yang mereka dengar sesuai dengan makna kata-nya atau semantics.
Ketika ibunya berkata Wipe your feet, please, salahkah jika anak laki-laki itu membuka sepatunya (yang ternyata berlumpur) dan menyeka kakinya yang (tentu saja) bersih di keset? Tentu tidak bukan?

Semantics dan pragmatics adalah dua area utama dari kajian linguistics yang disandarkan pada pengetahuan yang kita pakai untuk menyimpulkan makna kata-kata yang kita baca atau yang kita dengar, dan untuk mengungkapkan makna ketika kita berbicara atau menulis. Dengan linguistics itu sendiri, garis yang memisahkan antara dua disiplin ilmu tersebut masih sering diperdebatkan.

Secara gari besar, semantics berkonsentrasi pada makna yang muncul dari pemahaman murni linguistics (textual, thus lexical), sementara pragmatics fokus pada aspek-aspek makna yang tidak bisa diprediksi oleh pengetahuan linguistics (memahami makna teks) saja, tapi juga melibatkan pengetahuan di luar teks itu sendiri, yakni pengetahuan physical and social world (halaman 2) atau yang lebih dikenal contextual knowledge yang bersifat situated and located.

Untuk lebih bisa memahami dan merasakan ‘sensasi’ bagaimana semantics dan pragmatics bekerja, penulis meminta kita mencari arti kata-kata di bawah ini:

(a) Apa artinya cat?
(b) Apa artinya cream?
(c) Apa artinya drink?

Jika kita melihat kamus, maka akan kita dapati arti dari ketiga kata tersebut, yakni:
(a) Cat artinya a domestic feline
(b) Cream artinya the liquid of fat milk
(c) Drink artinya to consume liquid
Dengan memberikan makna kata pada ketiga kata-kata di atas, maka kita telah menganalisis yang difokuskan pada LEXICAL SEMANTICS atau makna kata.

Sekarang ketiga kata tersebut disatukan menjadi : Cats drink cream.
Lalu, apa artinya Cats drink cream? Agak sedikit complicated untuk menjawabnya. Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mem-paraphrase kalimat tersebut. Ada baiknya saya terlebih dahulu memodifikasi tulisan tersebut menjadi Cats drink cream. Ada beberapa cara untuk mem-paraphrase, di antaranya adalah dengan mengubah:

(1) kata perkata-nya : Domestic felines consume the liquid fat of milk.
(2) struktur kalimatnya : Cream is drunk by cats.
(3) keduanya : The liquid fat of milk is drunk by domestic feline.

Dengan penjelasan di atas berarti kita sudah melakukan analisis yang difokuskan pada SENTENCE SEMANTICS atau makna kalimat. Untuk melakukan jenis paraphrase di atas, kita tidak hanya melibatkan pengetahuan tentang makna tiap kata dalam kalimat Cats drink milk, tetapi ketepatan logika Grammar bahasa Inggris kita juga sangat penting.

Sejauh ini kita sudah melakukan pendekatan semantics terhadap kalimat Cats drink milk.

Sekarang, apa yang bisa kita jelaskan dengan kasus berikut :

Mike, Annie and Mike’s cat, Felix, are in Mike’s kitchen. What did Annie mean?
Mike : What happened to that bowl of cream?
Annie : Cats drink cream.


Dengan menambahkan situasi Mike, Anni and Mike’s cat, Felix, are in Mike’s kitchen, kali ini kita tidak lagi membicarakan lexical atau sentence semantics, tetapi kita sudah sampai pada ranah maksud pembicara. Kita memasuki dunia pragmatics, and yet makna lain dari (sebuah) makna. Dengan pengetahuan kebahasaan yang kita miliki, kita memaknai Cats drink milks tidak lagi secara kata per kata, tetapi memaknai secara keseluruhan berdasarkan konteks yang disajikan.
Dengan kata lain, situasi dan lokasi yang membuat Cats drink milk tidak lagi sebagai kalimat yang bermakna domestics felines consume the liquid fat of milk, tapi sebagai ujaran Annie yang bermakna Felix probably drank the cream yang bertujuan untuk merespon pertanyaan Mike. Annie bukan hanya mengatakan bahwa (all) cats drink cream atau (semua) kucing minum krim, tapi dia juga menuduh Felix-lah pelaku yang menghabisakan semangkuk krim yang dipermasalahkan oleh Mike.

Penjelasan semantic paraphrase (SP) dan pragmatic paraphrase (PP) pada Cats drink milk di atas bisa ditulis sebagai berikut:

Cats drink milk.
SP : Domestics felines consume the liquid fat of milk.
PP : Felix probably drank the cream.
(Contextual knowledge involvement)

Berikut ini contoh lain kemungkinan analisis dengan pendekatan semantic paraphrase dan pragmatic paraphrase pada:

It’s cold in here

Context : Mike and Annie are in the living room. Mike asks Annie whether she’d like to eat dinner in the living room or the kitchen. Annie replies: It’s cold in here.
SP : The temperature in this place is frigid.
PP : Let’s eat in the kitchen.

Context : The Queen and her butler are in the drawing room. The window is open. The Queen says: It’s cold in here.
SP : The temperature in this place is frigid.
PP : James, shut the window.


Context : Mike and Annie are in the greenhouse. Annie wonders why her orchids haven’t bloomed. Mike replies: It’s cold in here.
SP : The temperature in this place is frigid.
PP : The orchids aren’t blooming because the greenhouse is too cold.


Masih banyak kekurangan tentunya. Tapi, semoga bermanfaat 












Postingan populer dari blog ini

Love is that simple