Judge me by my shoes


Satu lagi kisah nyata yang masih fresh. Kali ini terjadi di hari pertama semester genap ngajar di kampus.

Kebetulan gedung tempat saya mengajar lokasinya lumayan jauh (bahkan kayaknya paling jauh deh) dari bangunan-bangunan yang lain yang ada di kampus. Gedung itu sendiri tidak punya tempat parkir khusus, dan jarak gedung dengan parkiran resmi di kampus juga nggak bisa dibilang dekat. Pernah kami terpaksa harus jalan kaki mengikuti peraturan supaya memarkir kendaraan di tempat parkir resmi. Alhasil sampai di gedung itu kaki saya pegel, badan keringatan, dan nafas ngos-ngosan. Katanya sih biar sehat, tapi tetep aja capek.

Akhirnya melalui salah satu rekan dosen (kepala suku, begitulah...) dia mencoba bernegosiasi dengan salah satu satpam kampus yang bertugas menjaga akses dari gerbang ke area utama kampus termasuk akses menuju gedung lab bahasa. Setelah menjelaskan panjang lebar akhirnya diperoleh kesepakatan bahwa kami diperbolehkan memarkir kendaraan dekat gedung tempat kami ngajar tersebut. Awalnya, begitu mau masuk ke area kampus saya harus berhenti di tempat satpam yang berjaga, sambil berkata "Dosen, pak. Saya ngajar di lab bahasa di belakang." Dan mereka pun menggeser kerucut warna orange (saya nggak tahu apa namanya) dan mempersilahkan saya dan motor kesayangan saya masuk.

Nah, hari Selasa kemarin rupanya menjadi pelajaran bagi saya bahwa saya mungkin tidak perlu lagi berkata "Dosen, pak. Ngajar di lab di belakang." Bapak-bapak satpam ini rupanya punya "sensor" sendiri yang membedakan mana mahasiswa dan mana dosen. Kebetulan hari itu saya pake sepatu hitam polos, dengan heel 3 senti, sepatu ala-ala bu guru gitu, deh. Biasanya saya pake sepatu yang flat dan casual, bukan sepatu "resmi". Ketika sampai di area jalan utama, seperti biasa saya hendak "laporan" ke salah seorang bapak satpam, siapa saya dan mau kemana saya. Tapi, alih-alih memberikan isyarat berhenti, salah satu satpam malah memperhatikan tas dan sepatu saya, cukup lama. Saya sudah siap dengan penjelasan, ketika satpam itu berkata "Ya, ini dosen, kasih masuk." Saya nyengir mendengar perkataan satpam tersebut.

Sambil terus melaju menuju lab, saya tertawa geli dan berkata sendiri, "Hihihi ... judge me by my shoes." So be it lah....








Postingan populer dari blog ini

Love is that simple

In between : Semantics and Pragmatics